Fri Jul 11, 2008
Senil
Demensia adalah suatu istilah umum untuk menguraikan perubahan aneka
macam mental dan emosional yang sering ditemukan pada lansia, terutama
yang berusia lebih dari 70 tahun. Kondisi tersebut disebut juga seniliti
atau senil psikosis. Ditandai dengan berbagai derajat gangguan dari
fungsi-fungsi intelektual, gangguan ingatan serius, terutama hal-hal
yang baru saja terjadi, disorientasi tempat dan waktu, ketidakmampuan
menangani hitungan-hitungan numerik, memperhatian dalam jangka waktu
lama, mudah tertanggu, tak menyukai humor dan gejala perubahan
kepribadian dramatik lainnya.
Penyebab terjadinya Demensia Senil ini ada hubungannya dengan degenerasi yang terjadi secara berangsur-angsur. Ini disebabkan mundurnya fungsi jaringan di cerebral cortex (lapisan luar otak) dan gangguan sel-sel lainnya yang cukup serius.
Penyebab terjadinya Demensia Senil ini ada hubungannya dengan degenerasi yang terjadi secara berangsur-angsur. Ini disebabkan mundurnya fungsi jaringan di cerebral cortex (lapisan luar otak) dan gangguan sel-sel lainnya yang cukup serius.
Ada
lagi penyakit yang mirip senil demensia ini yaitu yang disebut
Alzheimer. Nama penyakit ini beberapa tahun lalu menjadi mencuat di
media massa karena mantan presiden AS, Ronald Reagan, terserang penyakit
tersebut. Alzheimer mirip dengan senil demensia, tapi uniknya alzheimer
juga bisa menyerang usia yang lebih muda, mulai sekitar 40 sampai 60
tahun. Gejala spesifiknya, yaitu gangguan ingatan progresif, mundurnya
fungsi intelektual, disorientasi dan apatis. Alzheimer disebabkan oleh
atrophy atau mengecilnya jaringan otak, terutama bagian lobi depan,
samping dan belakang. Penyakit yang belum bisa disembuhkan ini ditemukan
oleh dokter ahli saraf asal Jerman bernama Alois Alzheimer (1894-1915).
Harapan untuk bisa sembuh dari penyakit ini datang dari AS. Para ilmuwan di Harvard Medical School,
belum lama ini berhasil mengurangi gejala Alzheimer pada beberapa jenis
hewan hidup. "Ide ini bisa menjadi kejutan," kata salah seorang periset
dari Univ. Kedokteran Harvard. Menurutnya uapaya mengurangi gejala
Alzheimer dan berusaha menyembuhkannya adalah dengan cara membor
tengkorak tikus hidup untuk diambil beberapa bagian otaknya. Protein
yang terdapat pada tikus kecil atau tikus putih ini diyakini bisa
memblok gejala kemunduran pada penderita Alzheimer. Mereka telah
mencobanya pada hewan yang dikondisikan berpenyakit degenerasi dini ini.
Ternyata dalam jangka waktu tiga sampai delapan hari, gejala akutnya
mulai menurun, "Inilah harapan bagus bagi para penderita penyakit fatal
ini," kata jubir di Lab. Univ. Kedokteran Harvard.
Sumber Data : Koran PR
0 komentar:
Posting Komentar