Oleh Masdin Mursaha
Tanggal 2008-07-21
Jam 04:44:07
Beberapa
peneliti di Jepang telah berhasil membuat sebuah sel bahan bakar yang
bisa merubah metana (komponen utama gas alam) menjadi metanol (bahan
bakar yang lebih bermanfaat) pada temperatur sedang.
Meskipun
telah lama digunakan sebagai bahan bakar pada kenderaan bermotor, namun
penggunaan metanol secara lebih luas terhambat oleh mahalnya biaya
untuk memproduksinya dari metana - walaupun metana yang relatif murah
banyak tersedia dari gas alam dan sebagai produk limbah dari
tempat-tempat pembuangan sampah dan kawasan ternak.
Perbedaan
metanol dengan metana sangat kecil, yakni ada kelebihan satu atom
oksigen pada metanol, tetapi untuk mendapatkan atom oksigen ini tanpa
menghasilkan karbon dioksida cukup sulit dan biasanya memerlukan
temperatur dan tekanan yang tinggi.
Tim
penelitian Takashi Hibino di Universitas Nagoya, Jepang, telah berhasil
menemukan sebuah metode baru untuk mengubah metana menjadi metanol,
yang bisa dilangsungkan pada temperatur sedang (80C) dan tekanan udara.
Mereka menggunakan sebuah material baru, timah posfat yang didoping
dengan sedikit indium, sebagai material penghantar (elektrolit) pada
sebuah sel bahan bakar hidogen/udara.
Sel
bahan bakar tersebut normalnya mengubah hidrogen dan oksigen menjadi
listrik dan air tetapi radikal-radikal oksigen juga terbentuk dalam
proses tersebut.
Tim
peneliti ini menemukan bahwa dengan menambahkan metana ke dalam bahan
bakar hidrogen, mereka dapat menggunakan radikal-radikal oksigen
teraktivasi tersebut untuk mengoksidasi metana menjadi metanol pada
temperatur yang jauh lebih rendah dibanding temperatur yang digunakan
pada proses konvensional. Meksipun alat ini menggunakan hidrogen dan
metana, energi dari reaksi hidrogen bisa dikumpulkan sebagai energi
listrik, seperti pada sel bahan bakar biasa.
'Sel
bahan bakar kami ini secara simultan menghasilkan listrik dan juga
metanol,' ungkap Hibino kepada Chemistry World. 'Akan tetapi, aktivitas
reaksi untuk metana masih lambat, sehingga metana yang tidak bereaksi
harus disirkulasi beberapa kali pada pengaplikasian sebenarnya.'
Meski
begitu, Hibino optimis tentang potensi untuk mengembangkan proses ini
menjadi skala industri. 'Yang menjadi target kami adalah sel bahan bakar
ini digunakan sebagai sebuah reaktor untuk produksi metanol pada
pabrik-pabrik kimia konvensional.'
Yongchun
Tang, direktur Power Environmental Energy Research Center di Institut
Teknologi California, Pasadena, A.S., sebelumnya telah melakukan
beberapa upaya untuk merubah metana menjadi metanol. 'Saya
yakin penemuan ini sangat menarik untuk efisiensi energi pemanfaatan
gas alam,' ungkapnya ke Chemistry World. 'Metanol dengan biaya rendah
merupakan bahan-baku yang sangat fleksibel yang bisa digunakan untuk
produksi bensin dan solar atau digunakan secara langsung sebagai bahan
bakar. Disamping itu, kelebihan teknologi ini adalah dapat dijadikan
metode alternatif untuk penanganan remote gas atau gas terkait dalam
jumlah kecil. Teknologi yang diusulkan ini bisa menghentikan pembakaran
gas alami yang tidak bisa diolah lagi dan mengurangi emisi dari produksi
minyak.
0 komentar:
Posting Komentar